Siaran Pers

YKAN Gandeng BLUD UPTD KKP Raja Ampat untuk Tingkatkan Efektifitas Pendataan Perikanan

Fisheries YKAN Raja Ampat
Keterangan Foto Para peserta pelatihan metode Crew-Operated Data Recording System (CODRS) di Kantor YKAN, Sorong, Papua Barat Daya, Senin, 9 September 2024. © YKAN

Kontak Media

  • Adia Puja Pradana
    Communications Specialist Ocean Program YKAN
    Yayasan Konservasi Alam Nusantara
    Email: adia.pradana@ykan.or.id

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pengelola Teknis Daerah Kawasan Konservasi Perairan (BLUD UPTD KKP) Kabupaten Raja Ampat, menggelar pelatihan metode Crew-Operated Data Recording System (CODRS), Frame Survey, dan identifikasi jenis-jenis ikan di Indonesia. Pelatihan yang digelar pada 9-12 September 2024 di Kota Sorong ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pendataan hasil tangkapan dan kemampuan nelayan dalam melakukan entry data dan identifikasi spesies ikan. Upaya ini akan meningkatan pemahaman BLUD dan Pemerintah mengenai kondisi stok ikan di perairan Raja Ampat.

“Pelatihan ini merupakan  tindak lanjut dari kerja sama antara BLUD UPTD KKP Raja Ampat dengan YKAN yang meliputi kegiatan identifikasi dan survei hasil tangkapan nelayan, survei kondisi ekosistem laut, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Kepala BLUD UPTD KKP Raja Ampat, Syafri.

Keterangan Foto Proses pelatihan metode Crew-Operated Data Recording System (CODRS) di Kantor YKAN, Sorong, Papua Barat Daya, Senin, 9 September 2024. © YKAN

Syafri juga menjelaskan, program pendataan hasil tangkapan ini akan melibatkan komunitas nelayan lokal di Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampar Area V Kofiau-Boo. “Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan pengatahuan bagi staf BLUD UPTD KKP Raja Ampat dan para nelayan yang terlibat, sehingga proses pendataan hasil tangkapan nelayan di Kawasan Konservasi Perairan dapat lebih akurat dan dapat menghasilkan rekomendasi pengelolaan kawasan secara lebih maksimal,” jelas Syafri.

Hal senada disampaikan oleh Senior Manager Program Bentang Laut Kepala Burung YKAN, Awaludinnoer Ahmad. Ia menjelaskan, sebagai mitra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, YKAN telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk melindungi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan sejak 2014. Salah satunya di wilayah Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat Area V Kofiau-Boo seluas 148.979 hektare.

Menurutnya, Kawasan Konservasi Perairan yang berada di bawah pengelolaan BLUD UPTD KKP Raja Ampat ini merupakan kawasan dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan serta memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kekayaan alam ini sudah menjadi penopang kehidupan masyarakat Kofiau secara turun-temurun.

Keterangan Foto Kanan-Kiri; Pendataan ikan melalui metode CODRS. | Menyusun ikan hasil tangkapan. © Nugroho Arif Prabowo/YKAN | YKAN

“Selain meningkatkan kapasitas para staf dan nelayan lokal, kerja sama seperti ini dapat mempererat kemitraan antara BLUD UPTD KKP Raja Ampat dengan YKAN. Program pendataan yang didukung oleh Blue Action Fund (BAF) ini juga diharapkan akan berkontribusi pada penyusunan Harvest Strategy yang merupakan gabungan proses dan aktvitas dari pemantuan, pengkajian, kaidah pengendalian pemanfaatan, dan tindakan pengelolaan yang dirancang untuk memenuhi tujuan perikanan yang berkelanjutan,” kata Awaludinnoer.

Metode CORDS untuk Identifikasi Kondisi Perikanan

Sejak 2022, YKAN telah bekerja sama dengan sejumlah nelayan pesisir di Bentang Laut Kepala Burung, Papua Barat Daya, untuk melakukan pendataan hasil tangkapan dengan metode CODRS. Pendataan dengan metode CODRS merupakan cara yang efektif untuk melihat dan menilai kondisi perikanan di suatu daerah, dalam hal ini adalah Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat Area V Kofiau-Boo.

“Kegiatan penerapan pendataan hasil tangkapan dengan metode CODRS merupakan upaya untuk mengatasi salah satu hambatan pengelolaan perikanan di Indonesia, yaitu minimnya data perikanan. Pengalaman YKAN selama lebih dari tujuh tahun dalam melakukan pendataan perikanan dengan pendekatan CODRS, diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengelolaan kawasan konservasi, khususnya di KKP Raja Ampat Area V Kofiau-Boo,” ungkap Fisheries Conservation Strategic Lead YKAN, Glaudy Perdanahardja.

Keterangan Foto Para peserta pelatihan metode Crew-Operated Data Recording System (CODRS) di Kantor YKAN, Sorong, Papua Barat Daya, Senin, 9 September 2024. © YKAN

Maka dari itu, Glaudy berharap, dengan adanya pelatihan ini, para staf BLUD UPTD KKP Raja Ampat dapat lebih menguasai cara identifikasi 120 jenis perikanan kakap-kerapu laut dalam, tuna, dan pelagis kecil. Selain itu, peserta pelatihan pun diharapkan dapat melakukan Frame Survey untuk identifikasi kapal-kapal perikanan tangkap di wilayah kerja BLUD UPTD KKP Raja Ampat.

“Pencatatan kapal nelayan yang aktif melakukan kegiatan penangkapan di wilayah KKP Area V Kofiau-Boo juga merupakan salah satu target yang ingin dicapai oleh BLUD UPTD KKP Raja Ampat. Data-data tersebut dapat dipergunakan untuk pengelolaan berkesinambungan di wilayah kerja BLUD UPTD KKP Kep. Raja Ampat secara umum dan KKP Area V Kofiau-Boo secara khusus,” pungkasnya.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.