Siaran Pers

Peringatan Earth Hour di Kala Ramadan, YKAN dan Senayan City Ingatkan Pentingnya Gaya Hidup Berkelanjutan

Earth Hour
Keterangan Foto Poundfit saat pelaksanaan Earth Hour di Atrium Senayan City. © Meita Annissa/YKAN

Peringatan Earth Hour tahun ini kembali digelar Senayan City bersama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) pada Sabtu, 23 Maret 2024. Seperti peringatan tahun sebelumnya, tahun ini Senayan City juga melakukan pemadaman di sejumlah titik di pusat perbelanjaan mereka pada pukul 20.30 – 21.30 WIB. Earth Hour merupakan gerakan global yang mengajak masyarakat di seluruh dunia, untuk mematikan lampu selama satu jam sebagai simbol kesadaran tentang perubahan iklim.

Sebelum mematikan lampu, Senayan City dan YKAN menggelar dialog konservasi bertajuk ‘Satu Jam untuk Bumi” yang membahas seputar upaya menjaga kelestarian alam dengan cara mengurangi jejak karbon dari kehidupan sehari-hari. “Tema ini sangat penting kita angkat karena melihat dampak dari perubahan iklim sudah semakin kita rasakan. Seperti kekeringan, kebakaran lahan, banjir besar, dan gelombang panas yang tak terbendung terjadi. Hampir seluruh wilayah di muka bumi ini merasakan dampak perubahan iklim,” ujar Ratih Loekito, Direktur Development & Marketing YKAN.

Para narasumber dalam Dialog Konservasi peringatan Earth Hour.
Keterangan Foto Para narasumber dalam Dialog Konservasi peringatan Earth Hour. © Meita Annissa/YKAN

Untuk itu bertepatan dengan momen Earth Hour, YKAN bersama dengan Senayan City mengajak masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan berpikir secara jangka panjang, karena menyadari bahwa hampir semua tindakan yang dilakukan akan mempunyai dampak pada lingkungan dan orang di sekitar. “Caranya dengan apa? Bisa misalnya dengan membiasakan diri menggunakan transportasi umum. Lalu tidak berlebihan dalam mengonsumsi energi, belajar mengelola limbah rumah tangga dan semacamnya,” jelas Selvyn, Center Director Senayan City.

Menurut Ratih Loekito, jejak karbon atau carbon footprint merupakan ukuran jumlah emisi atau gas rumah kaca yang bersumber dari berbagai aktivitas manusia dalam jangka waktu tertentu. Emisi karbon ini, tambahnya, timbul dalam sepanjang siklus hidup seperti dari kegiatan produksi, transportasi, pemakaian produk hingga pembuangannya. “Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan seseorang, maka semakin tinggi jejak karbon yang akan dihasilkan dan semakin memberikan dampak pada lingkungan,” sebutnya. 

Games dari YKAN untuk menguji seberapa sustain hidup kita.
Keterangan Foto Games dari YKAN untuk menguji seberapa sustain hidup kita. © Meita Annissa/YKAN

Jejak karbon juga dapat ditimbulkan dari pola konsumsi makanan. Apalagi dengan banyaknya pilihan makanan di bulan Ramadan, permasalahan sampah makanan pun makin meningkat. Padahal sampah organik membuat bumi kita semakin panas karena menghasilkan gas metana, yaitu gas rumah kaca yang paling berbahaya. “Kita sering lapar mata. Beli banyak makanan tapi tidak termakan, akhirnya menjadi food waste,” ungkap Dionysius Subali, Sport Nutrition Lecturer.

Jejak karbon bisa ditekan dengan menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan dan diperlukan adanya kesadaran kolektif sebab upaya ini tidak bisa menghasilkan dampak kasat.

mata dalam jangka waktu yang pendek. Perlu waktu dan upaya bersama dalam mengurangi jejak karbon di bumi. “Pada dasarnya perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil dari individu-individu secara personal dan bisa kita mulai sekarang,“ kata Kevin Liliana, Puteri Indonesia Lingkungan 2017.

Poundfit saat pelaksanaan Earth Hour di Atrium Senayan City.
Keterangan Foto Poundfit saat pelaksanaan Earth Hour di Atrium Senayan City. © Meita Annissa/YKAN

Selain mengadakan dialog konservasi, momen Earth Hour juga dimanfaatkan untuk kegiatan Poundfit bersama yang dipandu oleh Trainer Pound Pro. Senayan City sendiri tak pernah absen memperingati Earth Hour setiap tahun. “Saat pemadaman listrik, kami juga mengajak pengunjung mal untuk berdiam sejenak sebagai langkah simbolis untuk mengurangi emisi,” pungkas Selvyn, Center Director Senayan City. 

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.