Siaran Pers

Sinergi dari Bentang Laut Kepala Burung untuk Indonesia Lestari

Lokarya BAF dan YKAN
Pemda Papua Barat Daya, KKP, Dewan MHA, dan YKAN berkolaborasi menjaga kelestarian perairan dan masyarakat pesisir Bentang Laut Kepala Burung. © Nugroho Arif Prabowo/YKAN

Kontak Media

  • Adia Puja Pradana
    Communications Specialist Ocean Program YKAN
    Yayasan Konservasi Alam Nusantara
    Email: adia.pradana@ykan.or.id

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menggelar Lokakarya Pembelajaran Blue Action Fund di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025. Acara ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di Kota Sorong pada tanggal 6 Maret 2025 lalu dengan melibatkan para pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, akademisi, LSM, perwakilan tokoh adat, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan tokoh perempuan, perwakilan kaum muda, kelompok ekonomi masyarakat, serta nelayan.

Dengan dukungan pendanaan dari Blue Action Fund, sejak 2020 YKAN bersama para mitra melaksanakan program konservasi di Bentang Laut Kepala Burung, Provinsi Papua Barat Daya melalui tiga strategi utama yaitu dukungan pembentukan dan penguatan kawasan konservasi perairan serta pendampingan Masyarakat Hukum Adat (MHA), pengelolaan perikanan berbasis masyarakat, dan peningkatan penghidupan masyarakat. program ini dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Tambrauw.

Menganyam Noken
Keterangan Foto Mama papua tengah menganyam noken, tas tradisional khas Papua yang dibuat dari serat kayu. © Nugroho Arif Prabowo/YKAN

“Kita semua mengetahui bahwa Bentang Laut Kepala Burung Papua, atau julukan lainnya sebagai Pusat Segitiga Karang Dunia, mempunyai kekayaan laut yang sangat tinggi. Wilayah ini juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat. Karena begitu pentingnya wilayah ini bagi kehidupan, maka potensi alamnya perlu terus dilindungi dan dilestarikan agar bisa memberikan manfaat secara berkelanjutan,” terang Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu pada kesempatan tersebut.

Elisa melanjutkan bahwa dalam pelaksanaannya Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan, baik dari pemerintah pusat juga mitra pembangunan di daerah. “YKAN adalah salah satu mitra pembangunan yang sejak awal selalu aktif mendukung program-program strategis yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya khususnya yang terkait dengan konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan,” imbuh Elisa.

“Dalam konteks program Blue Action Fund ini, kami melihat bahwa YKAN telah melakukan upaya-upaya atau aksi-aksi di tingkat tapak. Wilayah Bentang Laut Kepala Burung adalah salah satu wilayah prioritas. Interaksi masyarakat dengan sumber daya alam lautnya juga sangat tinggi, sehingga kegiatan-kegiatan di program Blue Action Fund menjadi sangat strategis dan sangat penting untuk menerjemahkan apa yang sudah dirancang di tingkat nasional, kemudian diimplementasikan di tingkat tapak, dengan mengintegrasikan isu-isu ekonomi, sosial, keanekaragaman hayati, perubahan iklim, perikanan, dan juga tata kelola,” jelas Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPRL KKP), Firdaus Agung.

Sinergi lestari

Dalam perjalanan selama lima tahun program Blue Action Fund tentu tak lepas dari tantangan. Sinergi yang baik dari para pihak menjadi kunci dalam mengatasi tantangan dalam menghasilkan capaian dan pembelajaran yang memberikan manfaat menyeluruh. Hal ini juga mendukung Program Strategis KKP serta visi dan misi Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.

Elisa Kambu dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau mengharidi lokakarya BAF YKAN
Keterangan Foto Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau membawa produk-produk makanan produksi kelompok masyarakat dampingan YKAN pada Lokakarya Pembelajaran Blue Action Fund di Jakarta (18/3/2025). © Nugroho Arif Prabowo/YKAN

Beberapa hal yang bisa dicatat adalah mendukung proses pembentukan hingga penetapan kawasan konservasi di Perairan di Wilayah Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat seluas 308.692 hektare yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 191 Tahun 2023. Saat ini juga masih berproses penetapan Kawasan Konservasi Perairan Maksegara yang melingkupi wilayah di Kabupaten Sorong dan Kabupaten Tambrauw.

Dalam aspek pendampingan Masyarakat Hukum Adat (MHA), kapasitas pengelolanya juga turut ditingkatkan, utamanya MHA Werur di Kabupaten Tambrauw dan MHA Moi Malaumkarta di Kabupaten Sorong. “Kami berterima kasih kepada YKAN karena selama ini banyak mendampingi kami,  pengelola MHA Werur, terkait pengelolaan lestari sumber daya laut. Sehingga harapan kami, laut ini bisa terus terpelihara dan manfaatnya bisa dirasakan hingga generasi nanti,” ujar Ketua MHA Werur Junus Rumansara.

Terkait penghidupan berkelanjutan, melalui program Blue Action Fund, YKAN bersama mitra melakukan penguatan kepada 69 kelompok ekonomi, termasuk di dalamnya adalah kelompok perempuan. Kelompok-kelompok tersebut didampingi tentang pemanfaatan lestari sumber daya alam setempat menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. Untuk mendukung hal ini, telah diluncurkan Kios Konservasi di Kota Sorong, sebagai pusat pemasaran bagi produk-produk tersebut.  

Keterangan Foto Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu berdialog dengan para tokoh adat dari Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat, Malaumkarta, Kabupaten Sorong, dan Werur, Kabupaten Tambrauw pada Lokakarya Pembelajaran Blue Action Fund di Jakarta (18/3/2025). © Arlinda Fitria/YKAN

”Kami kelompok perempuan di Malaumkarta merasa terbantu dengan kegiatan yang dilakukan oleh YKAN di sini. Tak hanya terkait aspek produksi, kami juga didampingi pengelolaan keuangan hingga pemasaran,” kata Regina Mobalen, dari kelompok perempuan di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong.

Dalam mendukung sektor perikanan yang berkelanjutan, juga dilakukan pendampingan kepada para nelayan. Termasuk di dalamnya dengan mengintegrasikan aspek sains dan teknologi. Keterlibatan langsung nelayan dalam upaya pengelolaan perikanan dapat memberikan pemahaman lebih mengenai pentingnya menjaga kelestarian sumber daya perikanan dan habitatnya.

“Dengan adanya program ini, kami bisa mengetahui jenis-jenis tangkapan dan rata-rata hasil tangkapan yang kami peroleh. Selain itu kami juga mendapat pengetahuan tentang pentingnya pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan. Sebagai nelayan, kami menyadari kehidupan kami sangat bergantung kepada laut,” kata Otis Fatot, mitra nelayan YKAN di Kampung Salafen, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat.

Keterangan Foto ki-ka: Spenyer Malasamuk (Tokoh Adat Suku Moi Malaumkarta), Muhammad Ilman (Direktur Program Kelautan YKAN), Herlina Hartanto (Direktur Eksekutif YKAN), Elisa Kambu (Gubernur Papua Barat D Daya), Ahmad Nausrau (Wakil Gubernur Papua Barat Daya), Firdaus Agung (Direktur KEBP DJPRL Kementerian Kelautan dan Perikanan), Junus Rumansara (Ketua MAH Werur), dan Agustinus Day (Ketua Dewan Adat Suku Matbat Misool). © Nugroho Arif Prabowo/YKAN

“Kami selaku mitra pembangunan siap mendukung upaya pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya, sehingga, kawasan yang dianugerahi sumber daya alam yang demikian melimpah ini, manfaatnya bisa dirasakan hingga generasi mendatang. Dalam melaksanakan program Blue Action Fund ini, kami bersyukur bahwa ada semangat dan kerja sama luar biasa dari banyak pihak sehingga kita menemukan solusi untuk mengatasi tantangan, dan kita bisa bersyukur atas capaian hasil kerja keras kita semua. Penting bagi kita untuk menarik pembelajaran, memaknai serta mengkajinya, kemudian bisa menyebarluaskan hasilnya, sehingga bisa dimanfaatkan oleh banyak pihak di tempat lain,” pungkas Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.