Siaran Pers

KKP dan YKAN Perkuat Kerja Sama untuk Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di Perairan Indonesia

MoU kerjasama YKAN dan KKP
Keterangan Foto YKAN dukung pengelolaan sumber daya laut untuk keseimbangan ekologi dan ekonomi di Indonesia. © Adia Puja Pradana/YKAN

Kontak Media

  • Adia Puja Pradana
    Communications Specialist Ocean Program YKAN
    Yayasan Konservasi Alam Nusantara
    Email: adia.pradana@ykan.or.id

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) menjalin kerja sama strategis dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk mendukung pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Indonesia. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan di Gedung Mina Bahari, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa, 10 Desember 2024 ini, menjadi langkah konkret Pemerintah Indonesia dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, menyatakan bahwa kerja sama ini mencakup sejumlah program penting yang difokuskan pada komoditas penting seperti kakap, kerapu, dan tuna. Pengelolaan komoditas penting ini merupakan bagian dari transformasi sistem pangan melalui optimalisasi produk pangan yang bersumber dari laut dan perairan tawar atau yang dikenal sebagai Blue Food.

Ikan yang ditangkap oleh nelayan di Fixed Setia, sebuah kapal yang berpartisipasi dalam program FishFace YKAN, difoto di papan pengukur di lepas pantai Kema, Sulawesi Utara.
Keterangan Foto Pendataan ikan hasil tangkapan nelayan menggunakan metode dan teknologi pengumpulan data perikanan yang disebut Crew Operated Data Recording Systems (CODRS). © YKAN

Program-program dalam perjanjian ini mencakup pengelolaan perikanan kakap dan kerapu di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) prioritas, pengelolaan perikanan tuna di WPPNRI 713, 714, dan 715, serta pengelolaan perikanan pesisir berbasis masyarakat di WPPNRI 714 dan 715. Untuk mendukung hal tersebut, sejumlah langkah strategis telah disepakati, termasuk penguatan data, penerapan teknologi kecerdasan buatan untuk identifikasi tangkapan tuna, transformasi pasar komoditas perikanan, dan pendampingan implementasi Harvest Strategy.

Lotharia Latif menambahkan, bahwa kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat penerapan inovasi di sektor perikanan Indonesia. “Pada intinya kami menyambut baik kerja sama ini untuk bersama-sama mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kami berharap kerja sama ini juga dapat mempercepat penerapan inovasi di sektor perikanan Indonesia. Kita perlu tanggap dengan inovasi teknologi, seperti pengembangan AI (Artificial Intelligent) untuk sistem pendataan perikanan untuk mendukung kelestarian sumber daya ikan," jelas Latif.

Senada, Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan laut Indonesia. “Kami percaya bahwa pengelolaan perikanan yang baik memerlukan sinergi antara pemerintah dan organisasi konservasi. Dengan pendekatan berbasis sains dan keterlibatan masyarakat, kami optimistis pengelolaan perikanan Indonesia dapat dimaksimalkan untuk keseimbangan ekologi dan ekonomi masyarakat pesisir,” katanya.

Pelaksanaan kerja sama ini akan dijabarkan dalam rencana aksi yang mencakup berbagai inisiatif, seperti penguatan tata kelola perikanan, pendampingan teknis kepada kelompok nelayan, dan fasilitasi pengembangan kebijakan berbasis masyarakat, termasuk penerapan Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat (PPBM). Dalam hal ini, KKP dan YKAN akan bersinergi untuk berbagi data dan informasi guna mendukung pengambilan kebijakan berbasis sains.

Sumber Daya Laut untuk Keseimbangan Ekologi dan Ekonomi

Sumber daya ikan di Indonesia merupakan salah satu komponen utama sistem penyangga kehidupan di perairan. Selain menyediakan pangan berprotein tinggi, sektor ini juga menjadi mata pencaharian bagi sekitar 2,7 juta nelayan. Dengan volume produksi perikanan laut mencapai 7,7 juta ton per tahun dan nilai produksi sekitar Rp212 triliun (Pusdatin KKP, 2024), keberlanjutan sektor perikanan menjadi fokus utama KKP.

Sejalan dengan visi keberlanjutan ini, YKAN sejak 2016 telah mendukung KKP dalam penguatan pengelolaan sumber daya ikan, termasuk melalui pengesahan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 123 Tahun 2021 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) Kakap dan Kerapu, serta pendampingan penyusunan strategi pemanfaatan tuna tropis di WPPNRI 713, 714, dan 715.

Keterangan Foto Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, dengan Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman, setelah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara KKP dan YKAN, Selasa, 10 Desember 2024. © Adia Puja Pradana/YKAN

“Hingga akhir 2023, YKAN telah mendukung pengelolaan perikanan kakap dan kerapu melalui penyediaan data serta sistem informasi dan teknologi, peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan, serta peningkatan perencanaan dan pengelolaan. Kolaborasi ini adalah upaya bersama untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut yang menjadi penopang jutaan kehidupan,” ujar Manager Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN, Glaudy Perdanahardja.

Perjanjian ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan diharapkan menjadi langkah maju dalam pengelolaan sumber daya laut Indonesia yang lestari, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan ekologi dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Tentang YKAN

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi ykan.or.id.