Di wilayah pesisir Kabupaten OKI, perempuan menghadapi kenyataan pahit yang ditandai dengan keterpencilan, kurangnya fasilitas dasar seperti listrik, dan persepsi yang mengakar yang membatasi mereka pada peran domestik. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, perempuan seperti kelompok Bintang Ratu mendobrak batasan-batasan tradisional dengan menciptakan produk makanan olahan dari hasil tangkapan suami mereka, meskipun dibatasi oleh kurangnya listrik dan konektivitas ke pasar yang lebih luas.
Baca juga: Melestarikan Surga Kecil di Pesisir Jakarta
Kelompok Bintang Ratu merupakan kelompok usaha perempuan di Desa Simpang Tiga Abadi. Secara historis, barang-barang mereka, seperti terasi, ikan kering, kerupuk, dan pempek (kue ikan Indonesia), hanya beredar di dalam negeri dengan harga terjangkau. Secara inovatif, para ibu-ibu di Bintang Ratu memberanikan diri memproduksi ikan bandeng presto (daging ikan yang dimasak hingga empuk dan tulangnya dapat dimakan), sehingga mendapat pengakuan dan pesanan dari luar desanya. Namun, mereka mengalami kerugian produk yang signifikan selama proses distribusi—hanya 50% produk yang masih dapat dimakan, sedangkan sisanya rusak dan tidak dapat dijual. Praktik keuangan yang tidak jelas juga menghambat usaha mereka karena belum menghasilkan keuntungan. Hasil penjualan disalurkan untuk menambah modal mereka.
Quote: Sri Ngatoyah
Program MERA diperkenalkan kepada para pemangku kepentingan OKI pada tahun 2021 untuk merevolusi pendekatan bisnis mereka dengan memperkenalkan produk-produk seperti abon bandeng dan kue nypa (palem mangrove), yang menawarkan umur simpan lebih lama dan daya tarik pasar yang lebih luas. Dengan pelatihan manajemen organisasi, pembukuan, penetapan harga dan strategi pemasaran, Bintang Ratu melihat perubahan yang menjanjikan. Produksi produk turunan baru mereka mulai berkembang pesat—mengubah buah nipah yang sebelumnya dibuang menjadi kue-kue yang menguntungkan, dan bandeng dari kolam menjadi abon yang semakin populer.
Meskipun begitu, logistik dan akses pasar masih menimbulkan tantangan. YKAN berdedikasi untuk memperluas jalur distribusi bagi produk-produk inovatif yang dihasilkan oleh kelompok, sebuah langkah penting karena toko pempek (kue ikan Indonesia yang lezat) yang terkenal di Kota Palembang telah berkomitmen untuk menjual abon ikan bandeng mereka, yang menandai sebuah langkah maju yang signifikan. Upaya untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan termasuk memulai kemitraan promosi dengan Dinas Perencanaan Kabupaten OKI dan program pemerintah lainnya.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Bintang Ratu menjunjung tinggi perspektif yang tangguh dan optimis. Prestasi mereka menjadi inspirasi dan mendorong kelompok perempuan di desa-desa tetangga untuk mengikuti teladan mereka. Kisah Bintang Ratu mencerminkan narasi yang lebih luas mengenai pemberdayaan dan pembangunan berkelanjutan. Melalui dukungan YKAN dalam meningkatkan teknik produksi, literasi keuangan, dan akses pasar, kelompok ini menyaksikan peningkatan signifikan dalam penghidupan mereka, terutama pada perayaan Idul Fitri, ketika penjualan mereka mencapai tingkat yang baru.
Perjalanan dari kurangnya pemanfaatan hingga menuju keuntungan yang keberlanjutan tidak hanya menunjukkan potensi mata pencaharian alternatif namun juga menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan masyarakat pesisir, memastikan kegiatan ekonomi mereka saling melengkapi dan bukan bersaing dengan pelestarian habitat alami mangrove mereka.
Anda diundang untuk mendukung upaya kami dalam membangun kapasitas perempuan dalam mengembangkan usaha mikro mereka menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi keluarga mereka dan generasi mendatang.