Masyarakat yang berada dalam suatu kawasan konservasi memiliki peranan penting dalam melestarikan sumber daya alam yang dilindungi. Mereka bukan saja berperan dalam perlindungan alam, tetapi juga menjadi kelompok masyarakat yang dapat membuktikan bahwa pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana dapat berjalan seiring dengan peningkatan kehidupan dan perekonomian mereka. Masyarakat yang berada di Taman Nasional Wakatobi berkomitmen untuk dapat berperan aktif dalam menerapkan berbagai upaya untuk memastikan keseimbangan ekologi dan ekonomi di wilayah ini.
Baca juga: Pemonitoran RIL-C Sebagai Bekal untuk KPH se-Kalimantan Timur
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bermitra dengan pemangku kepentingan ikut mendorong peran aktif masyarakat Wakatobi dalam menyeimbangkan perlindungan alam dan peningkatan kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat ultra mikro dengan memperkenalkan Business Model Canvas (BMC) untuk menguatkan manajemen bisnis kelompok. Dengan menggunakan BMC ini diharapkan kelompok-kelompok masyarakat dapat secara terinci mengidentifikasi target konsumen, aktivitas yang dibutuhkan maupun pengaturan keuangannya.
Sejak tahun 2023 YKAN telah memfasilitasi pelatihan BMC kepada kelompok Usaha Menengah Kecil Menengah/UMKM yakni Kelompok Waduri Prima di Desa Waduri dengan unit usah produk stik rumput laut, Kelompok Putri Hondue di Desa Kollo Soha dengan unit usaha produk sambal ikan rengka, dan Kelompok Padatimu Toasoki dengan unit usaha produk keripik ikan simba dan pengelolaan Kios Konservasi. Tahun 2024 bisnis model canvas juga diperkenalkan kepada kelompok ekowisata Te’e Laganda, Kelompok Ekowisata Community Based Tourism/CBT Tadu Sangia dan Kelompok CBT One Soea. Untuk kelompok ekowisata ini diperkenalkan bisnis model canvas dengan usaha wisata (paket wisata).
Keikutsertaan kelompok masyarakat dalam program ini, memberikan insipirasi bagi pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat. Kelestarian perairan dan pesisir Taman Nasional Wakatobi diharapkan dapat terus terjaga dan dilindungi dari kegiatan-kegiatan yang merusak, sekaligus menempatkan masyarakatnya sebagai pilar utama menjaga keseimbangan.