Coral reef Monitoring
Keterangan Foto Tim peneliti sedang mengumpulkan fragmen spesies terumbu karang. © Awaludinnoer/YKAN

Perspektif

Meneliti Ketahanan Karang Raja Ampat di Tengah Krisis Iklim

Perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya, merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Terletak di jatung Segitiga Terumbu Karang, wilayah ini menjadi rumah bagi 75% spesies karang global. Namun, ancaman perubahan iklim berupa peningkatan suhu laut  yang menyebabkan ancaman pemutihan karang semakin tinggi. 

Baca juga: Menjalin Kemitraan Mendukung Pengelolaan Lanskap Kayan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, YKAN bersama para mitra salah satunya BRIN melakukan penelitian dalam mengidentifikasi spesies karang yang lebih tahan terhadap kenaikan suhu laut. Penelitian ini merupakan bagian dari penguatan sistem zonasi Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Raja Ampat dengan pendekatan berbasis sains.

Coral Conservation
Keterangan Foto Tim peneliti sedang mengumpulkan fragmen spesies terumbu karang. © Awaludinnoer/YKAN

Penelitian terbaru dilakukan di Misool Selatan pada November 2024 hingga Januari 2025.  Eksperimen menguji ketahanan termal karang di tiga lokasi: Stasiun Kalig, Salabafunuatsa, dan Pulau Yuf, pada delapan spesies karang, yaitu Acropora hyacinthusAcropora formosa, Acropora humilis, Pocillopora verrucosa, Porites lobata, Porites cylindrica, Stylophora pistillata, dan Seriatopora hystrix. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan 16 fragmen karang dewasa yang sehat per spesies, yang dikumpulkan dari kedalaman di antara satu hingga lima meter, dan menggunakan dua media air laut, yaitu media kontrol dan media yang dipanaskan, dengan suhu yang diuji, yaitu 34°C-37°C.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis Porites lobata dan Porites cylindrical menunjukkan ketahanan suhu yang lebih baik dibandingkan jenis lainnya. Sementara itu, beberapa jenis karang di Stasiun Kalig menunjukkan ketahanan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis  karang di Salabafunuatsa.