Kelompok Perempuan Kampung Teluk Semanting: Corak Para Perempuan dalam Inovasi Menjaga Alam
Feminitas memiliki konotasi kata dengan sesuatu yang tidak agresif dan terkesan pasif. Namun, para ibu-ibu kelompok perempuan di Kampung Teluk Semanting, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimatan Timur berhasil menanamkan sisi feminitas mereka dalam berbagai inovasi untuk melindungi alam dan komunitas mereka. Dengan mengerahkan pengalaman, perasaan, dan sudut pandang mereka sebagai seorang perempuan di suatu komunitas yang memiliki budaya yang sangat kental, kelompok perempuan ini berhasil mengawinkan kepentingan konservasi alam dan ekonomi komunitasnya.
Kampung Teluk Semanting memiliki ekosistem mangrove dengan luas kurang lebih 750 hektare. Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama para mitra mendukung Pemerintah Kabupaten Berau dalam hal pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Melalui kerangka program Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan atau SIGAP, telah dilakukan kegiatan pengembangan mata pencaharian kelompok perempuan dan penyadartahuan dari tahun 2019 hingga Juni 2021.
Berbagai proses diskusi hasil identifikasi keanekaragaman hayati mangrove sampai nilai ekonomi mangrove memunculkan inspirasi baru di benak masyarakat Kampung Teluk Semanting. Dari diskusi ini, warga dan kelompok perempuan di Kampung Teluk Semanting sepakat untuk melindungi ekosistem mangrove dengan tetap memanfaatkannya secara berkelanjutan. Mereka memutuskan untuk menggerakkan warga dan kelompok perempuan dalam mempertahankan ekosistem mangrove melalui pengembangan model mata pencaharian alternatif dan usaha kreatif.
Warga Kampung Teluk Semanting sepakat melindungi seluruh ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata. Dalam konteks pengembangan mata pencaharian, kelompok perempuan di Kampung Teluk Semanting telah mengembangkan produk amplang dan kerupuk. Selain itu, kelompok perempuan juga mencoba mengembangkan batik pewarna alami dari ekstraksi daun dan buah mangrove, serta kopi mangrove. Dalam perjalanan, kopi mangrove terkendala dalam produksi karena peralatan yang belum memadai. Di sisi lain, batik pewarna alami mangrove tetap diupayakan untuk terus berproduksi.
Pelatihan pembuatan batik tulis dengan pewarna alami mangrove dilanjutkan dengan pendampingan, sampai akhirnya dilakukan pelatihan pewarna batik cetak yang dianggap lebih mudah namun tetap tidak menghilangkan aspek konservasi dan ekonomi dari ekosistem mangrove.
Saat ini, kelompok perempuan Kampung Teluk Semanting yang bernaung di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) telah mampu memproduksi baju batik untuk pegawai Kampung Teluk Semanting. Selain pelatihan dan pendampingan secara teknis, kelompok perempuan juga dilatih manajemen keuangan, penyusunan rencana usaha sederhana, dan penguatan kapasitas dalam mendukung pengembangan ekowisata mangrove. Produk kelompok perempuan dipasarkan melalui Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Teluk Semanting.
Keterlibatan kelompok perempuan Kampung Teluk Semanting memberikan warna baru dalam pencarian solusi yang membawa harmoni antara kepentingan ekonomi dan konservasi. Sentuhan sudut pandang para perempuan ini mengukir corak baru dalam upaya mereka untuk hidup sejahtera bersama alam dan komunitas.