Hutan adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Hutan telah menjadi sumber makan, air dan juga perlindungan selama berabad-abad. Jika area hutan menjadi kawasan yang diperuntukan sebagai penghasil kayu, atau hutan produksi, bagaimana caranya untuk dapat mempertahankan keanekaragaman hayati yang ada disana? Pengelolaan hutan yang lestari merupakan salah satu terobosannya.
Baca juga: Melestarikan Bentang Laut Kepala Burung melalui Monitoring Terumbu Karang
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mendukung pengelolaan hutan produksi lestari oleh konsesi kehutanan dan tata kelola kawasan hutan melalui pengembangan Peranti Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL Tools) yang meliputi aspek produksi, sosial, lingkungan, dan resolusi konflik. Untuk mencapai tujuan konservasinya, YKAN bekerja sama dengan perusahaan swasta, masyarakat maupun badan penelitian yang ada di Indonesia.
Salah satu langkah konkrit yang dilakukan dalam konteks kerja sama ini adalah memantau kehidupan satwa liar di area konsesi mitra (PT WBPU), untuk menjadi dasar data dalam mengukur pengelolaan kawasan konsesi ini. Pemantauan ini menggunakan camera trap dan alat bioakustik. Camera trap dapat memonitor keberadaan satwa melalui sensor gerak dan sensor panas yang dimilkinya. Data yang dihasilkan memberikan informasi terkait komposisi, trend spesies, distribusi serta keragamannya. Data ini akan digunakan untuk menilai kondisi ekosisitem kawasan tersebut. Sedangkan alat bioakustik ini dapat mengidentifikasi satwa melalui gelombang suara yang dihasilkan makhluk hidup. Umumnya alat ini mengidentifikasi keberadaan primata dan burung.
Pada September 2024, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), YKAN bersama mitra dan masyarakat memulai kegiatan pemantauan tersebut. Hasil yang didapati menunjukkan masih banyak satwa liar yang ada dalam kawasan konsesi PT.WBPU. Beberapa diantaranya termasuk satwa yang dilindungi, seperti orang utan, beruang, rusa dan kijang. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini kehidupan satwa liar masih didukung oleh habitat yang cukup baik. Kedepannya, YKAN dan mitra akan tetap memantau untuk melihat apakah satwa liar ini masih tetap bertahan hidup di area produksi, dan tentu saja untuk melakukan penilaian kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan yang lestari itu sendiri.