Oki
Keterangan Foto Desa Sungai Lumpur, desa terpadat di sepanjang pesisir Kab. OKI. Permukiman penduduk di desa ini dikelilingi oleh hutan mangrove, tambak, dan muara sungai. © Dhika Rhino Pratama/YKAN

Perspektif

Air Bersih Gratis dikala Hujan di Ogan Komering Ilir (OKI)

Kala pagi itu hujan deras mengguyur sebuah desa di pesisir OKI di ujung timur Sumatera Selatan. Drum plastik biru berukuran 150 liter cepat terisi oleh kucuran air hujan dari genting lewat paralon atau selang. Warga senang mendapatkan stok air bersih untuk keseharian mereka. OKI merupakan salah satu lokasi program restorasi ekosistem mangrove yang dilaksanakan oleh YKAN dan mitra.  Pesisir OKI yang berjarak +/- 200 km dari Palembang adalah salah satu kawasan yang terisolasi di Provinsi Sumatera Selatan.  Diperlukan perjalanan panjang berjarak 100 km jalan darat dan 100 km jalur sungai untuk mencapai Desa Sungai Lumpur di pesisir OKI.

Baca juga: Urgensi Menjaga Lahan Basah untuk Kehidupan yang Lestari

Air bersih gratis hanya dapat diperoleh melalui air hujan, sementara air sumur hanya menghasilkan air payau. Oleh karena itu, penduduk di pesisir OKI sangat mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari keperluan masak, mandi, hingga cuci piring. Saat hujan adalah momen sangat berharga.

Keterangan Foto Sistem penampungan dan penyimpanan air hujan sederhana yang ada di Desa Simpang Tiga Abadi, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Air hujan dari genting akan digiring oleh selang menuju drum plastik. © A. Yoseph Wihartono/YKAN

Tantangan berat biasa mereka hadapi ketika musim kemarau panjang tiba. Ketika cadangan air hujan habis, mereka harus beradaptasi dengan cara lain. Untuk minum atau masak, mereka terpaksa  menggunakan air kemasan. Sementara untuk mandi dan cuci, sebagian menggunakan air sungai, sebagian lagi menggunakan air sumur yang payau.

Penggunaan air sungai untuk mandi terkadang menyebabkan kulit gatal-gatal. Hal ini terjadi ketika air sungai yang biasanya berwarna cokelat, mendadak berubah jadi terang. Masyarakat menduga ini terjadi karena limbah pupuk dari perkebunan sekitar.

Ini hanyalah salah satu kisah masyarakat pesisir di Sumatera Selatan. Di belahan bumi lainnya, masih banyak terjadi hal serupa. Kisah ini mengingatkan kepada kita semua untuk lebih bijaksana dalam menggunakan air bersih.

Di pesisir OKI, program restorasi  ekosistem mangrove YKAN tidak secara langsung berkaitan dengan penyediaan air bersih untuk manusia. Namun upaya pelestarian ekosistem mangrove  berkontribusi terhadap peningkatan kualitas air di kawasan pesisir. Hutan mangrove dapat menjernihkan air di pesisir sehingga kawasan tersebut dapat menjadi penunjang kehidupan bagi beranekaragam makhluk hidup di sekitarnya, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, yang juga menjadi sumber penghidupan manusia.