Pada November, hampir 200 perwakilan negara akan berkumpul membicarakan aksi iklim global setahun mendatang dalam acara yang disebut COP27.
1. Apa itu COP27?
COP27 merupakan singkatan dari Konferensi Anggota (Conference of Parties/COP) Badan PBB untuk Konvensi Kerangka kerja Perubahan Iklim (UNFCCC) ke-27, atau akrab disebut Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-27.
Konferensi ini adalah pertemuan tahunan bagi ratusan delegasi negara membicarakan masa depan Bumi, merumuskan tujuan global untuk mengatasi perubahan suhu, mempresentasikan rencana masing-masing negara untuk berkontribusi pada tujuan tersebut, dan melaporkan kemajuan yang telah mereka lakukan.
Tujuan diselenggarakannya COP
-
1.5° C
Target ambang batas pemanasan global untuk mengurangi efek berbahaya dari perubahan suhu.
-
1/3
Jumlah pengurangan emisi untuk menjaga dan memulihkan alam.
-
<10%
Jumlah pendanaan untuk perubahan iklim yang saat ini dialokasikan untuk pengembangan solusi berbasis alam.
Mengapa COP27 penting?
COP27 dihelat di kota yang berbeda setiap tahun untuk menunjukkan pentingnya koordinasi global. Pertemuan tahun ini digelar pada 6-18 November di Sharm el-Sheikh, Mesir. Tujuan utamanya adalah memitigasi perubahan iklim, juga membahas hal-hal spesifik lainnya yang bervariasi.
Konferensi kali ini akan membahas mengenai aksi tindak lanjut dari para delegasi negara dalam memitigasi perubahan iklim. Tahun lalu, COP dihelat di Glasgow yang menghasilkan beberapa gagasan; negara-negara akan bekerja keras mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan untuk memitigasi perubahan iklim, termasuk pembiayaan untuk aksi tersebut.
2. Topik sorotan di COP27:
Beradaptasi dengan perubahan iklim
Adaptasi iklim mengacu pada cara dunia berubah sebagai tanggapan atas dampak perubahan iklim (sebagai lawan dari mitigasi atau yang kita lakukan untuk mencegah perubahan iklim lebih lanjut).
Sampai saat ini, program adaptasi menerima dana lebih sedikit daripada upaya mitigasi. Padahal, dunia mengalami badai, banjir, kebakaran, dan bencana lain yang dipicu oleh iklim lebih sering dan lebih intens. Ini membuktikan kita perlu lebih fokus pada upaya adaptasi, yang dapat melindungi orang-orang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
“Kerugian dan kerusakan”
Bencana yang didorong oleh iklim secara tidak proporsional merugikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang ironisnya menyumbang jauh lebih sedikit emisi gas rumah kaca daripada negara berpenghasilan tinggi. PBB telah mengusulkan agar negara-negara kaya membayar dana “kerugian dan kerusakan” untuk mengompensasi negara-negara berkembang atas kerugian yang telah mereka derita dan untuk membiayai upaya adaptasi baru.
Sejauh ini, hanya Denmark yang secara resmi memberikan komitmen dana. Namun, deklarasi mereka dapat menginspirasi negara lain untuk meningkatkan dan membuat komitmen di COP27.
Menjaga ambang batas harapan 1,5 °C
Enam tahun lalu di COP21, para pemimpin dunia mengadopsi “Perjanjian Paris,” sebuah komitmen untuk menjaga pemanasan global di bawah 2°C (3,6°F) di atas tingkat pra-industri, dan sebaiknya membatasi pemanasan hingga 1,5 °C (2,7°F). Target yang disepakati para ilmuwan ini akan secara substansial mengurangi efek berbahaya dari perubahan suhu.
Sampai sekarang, kita tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan ini, bahkan meski semua negara berhasil mengurangi emisi nasional mereka pada tingkat yang telah mereka janjikan. Meskipun negara-negara tidak akan membuat target terbaru tahun ini, ada kemungkinan kita akan melihat beberapa komitmen yang lebih ambisius ketika para pemimpin dunia mempercepat rencana iklim mereka, mengikuti tingkat urgensi saat ini.
3. Kenapa YKAN di COP27?
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) akan mengadakan sesi di Paviliun Indonesia selama Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-27 di Mesir. YKAN akan menyoroti pengalaman Pemerintah Indonesia dan Provinsi Kalimantan Timur dalam merancang, menegosiasikan, dan mengimplementasikan program pengurangan emisi, Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest Carbon Partnership Facility/FCPF), termasuk bagaimana mereka terlibat dan membangun komitmen kemitraan multipihak untuk mendukung pelaksanaan program. Sesi ini juga akan menyoroti kemajuan yang telah dicapai, tantangan yang dihadapi, langkah selanjutnya, dan pembelajaran yang diperkaya dengan perspektif dari para pendukung FCPF. Hadir dalam acara ini perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Dewan Daerah Perubahan Iklim Provinsi Kalimantan Timur, Bank Dunia, dan The Nature Conservancy.
Jadwal YKAN di COP27
- Nature Based Solutions for Climate and Biodiversity: Nature Based Solutions for Climate Mitigation and Building the Climate Resilience for Biodiversity
- Tempat: Indonesia Pavilion at UNFCCC COP27 Sharm El-Sheikh International Congress Center Blue Zone
- Waktu:Jumat, 11 November 2022, 11:30-12:50 GMT+2 / 16:30-17:50 GMT+7
- Multi Stakeholders Partnerships on Conservation and Sustainable Management of Wetlands Ecosystem: Ongoing and Upcoming Conservation Projects with Various Partners
- Tempat:Indonesia Pavilion at UNFCCC COP27 di Sharm El-Sheikh International Congress Center Blue Zone
- Waktu:Senin, 14 November 2022, 14:10-15:30 GMT+2 / 19:10-20:30 GMT+7
- Partnerships in mangrove protection and restoration for climate change mitigation in Indonesia
- Tempat:Indonesia Pavilion at UNFCCC COP27 di Sharm El-Sheikh International Congress Center Blue Zone
- Waktu: Senin, 14 November 2022
- Forest Carbon Partnership Facility’s Emission Reduction Program in East Kalimantan, Indonesia: Progress and Lessons Learned
- Tempat:Indonesia Pavilion at UNFCCC COP27 di Sharm El-Sheikh International Congress Center Blue Zone
- Waktu:Selasa, 15 November 2022, 15.40-17.00 GMT+2 / 20:40-22:00 GMT+7
- The roles of community in the implementation of natural climate solutions
- Tempat:Sharm El-Sheikh International Convention Centre, Singapore Pavilion
- Waktu: Rabu, 16 November 2022, 13.00-14.30 GMT+2 / 18.00-19.30
Sesi: APP Sinarmas UNFCCC COP27
Herlina Hartanto, Direktur Eksekutif YKAN akan berbicara tentang Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA), sebuah kemitraan dalam perlindungan dan restorasi mangrove, pada sesi yang diselenggarakan oleh APP Sinarmas di Paviliun Indonesia selama UNFCCC COP27.
4. Upaya YKAN
Dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, YKAN telah melakukan serangkaian strategi inovatif melalui dua program utamanya, terestrial dan kelautan, yang dapat disimak lebih lanjut di bawah ini.
Mitigasi Perubahan Iklim
-
Kerangka Mitigasi Perubahan Iklim Tingkat Nasional dan Subnasional
YKAN memfasilitasi penggalangan komitmen pembangunan hijau melalui mobilisasi kondisi pemungkin dan mendukung implementasi solusi iklim alami melalui inisiatif model pembangunan hijau. Info lebih lanjut
Adaptasi Perubahan Iklim pada Kawasan Pesisir
-
Ketahanan Kawasan Pesisir
Perubahan iklim yang terjadi secara global juga dirasakan di berbagai wilayah pesisir di Indonesia dan menyebabkan berbagai dampak buruk, terutama bagi ekosistem dan masyarakat di wilayah pesisir. Info lebih lanjut
Solusi Iklim Alami
-
Solusi Iklim Alami
Solusi Iklim Alami atau Natural Climate Solutions (NCS) merupakan serangkaian upaya mitigasi berbasis sumber daya alam yang mencakup perlindungan hutan dan lahan basah. Selengkapnya