Pemanenan Berdampak Rendah Emisi Karbon
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Nature Conservancy (TNC) dan Universitas Princeton
Menunjukkan bahwa konsesi hutan alam produksi tanpa kehadiran unit pengelola aktif menghadapi risiko deforestasi yang lebih tinggi melalui perambahan hutan dibandingkan dengan konsesi aktif.
YKAN dan TNC akan membantu konsesi aktif industri kayu untuk memakai pendekatan multi usaha kehutanan dan praktik reduced-impact logging. “Reduced-Impact Logging for Climate Change Mitigation” atau juga dikenal sebagai RIL-C, adalah praktik pemanenan kayu yang dilaksanakan melalui perencanaan dan pengendalian yang teliti untuk meminimalkan dampak lingkungan terhadap tegakan hutan dan tanah.
Sebagai gambaran, emisi karbon rata-rata dari praktik pemanenan di Kalimantan Timur adalah 51,1 ton C/ha (1,5 ton C/m3 kayu panen). Angka tersebut mewakili 20,6% dari jumlah pohon yang hidup di hutan sebelum terjadi pemanenan. RIL-C atau Reduced Impact Logging memiliki potensi untuk mengurangi emisi permanen hingga 40%, yaitu sebesar 40,4 ton C/ha dan berkontribusi pada setidaknya 13% dari total target pengurangan emisi.