DbD (Development by Design)
Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC)
Yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 – 41% dari skenario business as usual (BAU) pada tahun 2030. Bersamaan dengan target penurunan emisi GRK secara nasional, Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 5% per tahun dan penurunan tingkat kemiskinan sampai di bawah 4% pada tahun 2025.
Peningkatan pembangunan ekonomi yang memanfaatkan lahan dan sumber daya hutan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun, tanpa perencanaan yang saksama pembangunan dapat menghasilkan emisi yang besar dari kegiatan penggunaan lahan di kawasan berhutan yang kaya karbon dan keragaman hayati. Untuk mendatangkan manfaat ekonomi berkelanjutan tanpa mengorbankan berkurangnya sumber daya untuk masa depan diperlukan strategi pembangunan hijau yang berupaya menyeimbangkan sektor pembangunan berbasis lahan dengan kepentingan konservasi.
YKAN mengintegrasikan perencanaan konservasi dengan forecasting/prediksi pembangunan dalam suatu pendekatan yang disebut Development by Design (DbD) untuk memperbaiki hasil pengambilan keputusan penggunaan lahan di tengah beragam tujuan pemangku kepentingan di suatu lanskap. Secara spesifik, DbD memadukan perencanaan tingkat lanskap dengan hierarki mitigasi, yaitu menghindari (avoid), meminimalkan (minimize), memulihkan (restore), dan mengganti/menyeimbangkan (offset), untuk mendukung perencanaan penggunaan lahan yang baik, membantu para pengambil keputusan menghindari dan memitigasi konflik antara dampak pembangunan dengan prioritas konservasi, dan memberikan panduan untuk tindakan kompensasi konservasi (atau offset) apabila diperlukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk masyarakat dan alam.
DbD diaplikasikan pada dua tingkatan, yaitu tingkat lanskap dan tingkat tapak. DbD berfokus pada tingkat lanskap untuk mengevaluasi prioritas konservasi, menilai dampak kumulatif, mengidentifikasi potensi konflik antara tujuan-tujuan pembangunan dan konservasi, dan membuat rekomendasi secara spasial untuk penerapan hierarki mitigasi agar pengambilan keputusan terkait penggunaan lahan lebih optimal untuk tujuan pembangunan dan konservasi. DbD diaplikasikan pada tingkat tapak (misalnya konsesi) untuk mengkaji dampak yang dapat muncul, lalu memberikan rekomendasi apabila dampak tersebut berpotensi bertentangan dengan tujuan lanskap, dan jika perlu, mendukung rancangan strategi offset untuk mitigasi dampak.